Senin, 23 April 2018

Identifikasi Karakter Morfologi Berbagai Spesies Mollusca dan Echinodermata


Identifikasi Karakter Morfologi Berbagai Spesies Mollusca dan Echinodermata

Kiki Rofiqoh
Tadris Biologi, FTIK, IAIN Jember
NIM: T20158038
ABSTRAK
Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui ciri-ciri morfologi spesies Mollusca dan Echinodermata Praktikum dilakukan di laboratorium terpadu IAIN Jember dilaksanakan pada hari Senin tanggal 16 April 2018 untuk pengambilan sampling yang bertempat di daerah pekarangan rumah, pantai tanjung papuma dan di pasar. Berdasarkan pengamatan beberapa sepesies Mollusca dan Echinodermatadi temukan enam spesies. yaitu Archatina fulica, Anodonta anatina, Lolligo sp untuk kelas Mollusca dan Colobacentrotus atratus, Deadema setosum, Ophiocoma sp untuk echinodermata. Dengan karakteristik morfologi yang sesuai dengan filumnya.

Kata kunci: Mollusca/Echinodermata/Archatina fulica/Anodonta anatina/ Lolligo sp / Colobacentrotus atratus/Deadema setosum/Ophiocoma sp



PENDAHULUAN

            Moluska adalah salah satu kelompok avertebrata terbesar kedua setelah filum Arthropoda, dimana sekitar 80.000 spesies yang termasuk dalam kelompok ini tersebar luas di berbagai habitat, yaitu daratan, perairan tawar maupun perairan laut. Mereka dapat hidup di berbagai habitat oleh karena kamampuan adaptasinya yang sangat tinggi. Kemapuan adaptasi ini ditunjukkan oleh beragam jenis moluska yang hidup di daerah intertidal yang harus dapat menetolerir level suhu dan salinitas yang naik turun secara ekstrim. Di wilayah Indo-Pasifik, khususnya di perairan Indonesia dikenal sebagai daerah yang termasuk kaya akan berbagai jenis moluska, bahkan dianggap sebagai pusat penyebaran spesies moluska bagi perairan-perairan sekitarnya. Di Indonesia terdapat sekitar 3400 moluska di mana 75% hidup di laut diperkirakan baru 20% yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber makanan, perhiasan atau bahan baku yang digunakan untuk produk lainnya (Rumbiak, 2015).
            Gastropoda adalah hewan berukuran relatif besar yang menarik dengan nama perdagangan yang terkenal adalah snail dan secara lokal lebih dikenal dengan sipu-siputan. Cangkang asimetri dan biasanya menggulung seperti ulir memutar ke kanan dan ada yang memutar ke kiri. Hewan ini menggendong cangkang, kakinya besar dan lebar untuk merayap di batu atau mengeduk pasir atau lumpur. Bivalva merupakan salah satu kelas dari filum Moluska. Kelas ini termasuk kerang, tiram, remis, dan sebangsanya dengan nama perdagangannya clamb, secara lokal lebih dikenal dengan kerangkerangan. Biasanya berbentuk simetris bilateral, mempunyai cangkang setangkup dan sebuah mantel yang berupa dua daun telinga atau cuping. Tiram, kerang, dan sebangsanya mempunyai dua cangkang di kedua sisi tubuh. Bentuk cangkangnya digunakan untuk identifikasi. Sebagian besar bivalva hidup di laut, hanya sedikit yang hidup di darat. Sebagian besar mempunyai kelamin terpisah dan menyebar telur dan sperma ke air untuk pembuahan (Febriyanti, ).
            Cumi-cumi merupakan kelompok hewan cephalopoda (memiliki kaki di kepala) yang termasuk dalam golongan hewan invertebrate (tidak bertulang belakang). Suntung adalah kelompok hewan Cephalopoda atau jenis moluska yang hidup di laut. Nama Cephalopoda dalam bahasa Yunani berarti kaki kepala, hal ini karena kakinya yang terpisah menjadi sejumlah tangan yang melingkari kepala. Seperti semua Cephalopoda, cumi-cumi dipisahkan dengan memiliki kepala yang berbeda.
            Echinodermata adalah hewan laut yang memiliki kulit berduri atau berbintil. Hewan-hewan ini dibagi dalam 5 kelas utama yakni: teripang (Holothuroidea), bintang laut (Asteroidea), bintang ular (Ophiuroidea), bulu babi (Echinoidea) dan lili laut (Crinoidea). Hewan ini sangat umum di jumpai di daerah pantai terutama di daerah terumbu karang. Ciri khasnya adalah tubuh yang menjurus lima tersusun mengelilingi suatu sumbu polar. Hewan ini memiliki kerangka dalam yang mempunyai duri (spine). Sistem pencernaan cukup berkembang, tetapi tidak memiliki system ekskresi. Kebanyakan anggota filum Echinodermata diosius, bersaluran reproduksi sederhana, fertilisasi berlangsung eksternal dan hewan ini memiliki sistem digesti lengkap walaupun anus tidak berfungsi (Kambey dkk, 2015). Menurut Campbell, 2008, bahwa reproduksi seksual anggota filum Echinodermata pada umumnya melibatkan individu jantan dan betina yang terpisah (diosius) dan membebaskan gametnya ke dalam air.
            Echinodermata berasal dari bahasa Yunani Echinos artinya duri, derma artinya kulit. Secara umum Echinodermata berarti hewan yang berkulit duri. Hewan ini memiliki
kemampuan autotomi serta regenerasi bagian
tubuh yang hilang, putus atau rusak. Semua hewan yang termasuk dalam kelas ini bentuk tubuhnya radial simetris dan kebanyakan mempunyai endoskeleton dari zat kapur dengan memiliki tonjolan berupa duri. Kelompok utama Echinodermata terdiri dari lima kelas, yaitu kelas Asteroidea (bintang laut) contoh: Archaster typicus, kelas Ophiuroidea (Bintang Ular) contoh: Amphiodiaurtica, kelas Echinoidea (Colobacentrotus atratus) contoh: Diademasetosium, kelas Crinoidea (lilia laut) contoh: Antedon-rosacea, dan kelas Holothuroidea (Tripang Laut) contoh: Holothuriascabra (Umagap, 2013).
            Echinoidea merupakan salah satu kelas dari Phylum Echinodermata. Termasuk Phylum Echinodermata karena Echinoidea merupakan binatang laut yang tubuhnya dipenuhi duri tersusun atas zat kapur. Ada yang berduri panjang dan lancip, dan ada pula yang berduri pendek dan tumpul. Echinoidea biasanya hidup berkoloni dan sering ditemukan dalam jumlah sangat banyak. Satu kelompok dapat berpindahpindah dan umumnya terdiri atas 20-40 individu, kadang sampai ratusan individu. Echinoidea hidup berkelompok untuk dapat saling melindungi terhadap ancaman musuh-musuhnya dan juga untuk lebih memudahkan terjadinya fertilisasi. Colobacentrotus atratus (sea urchin) adalah hewan anggota kelas Echinoidea, merupakan salah satu dari lima kelas yang ada dalam Phylum
Echinodermata (invertebrata). Hewan ini berbentuk bulat (radial pentamerous) dan seluruh tubuhnya dipenuhi oleh duri. Habitatnya di laut dengan daerah persebaran yang luas sehingga dapat ditemukan di pantai-pantai yang memiliki substrat berbatu dan berpasir di berbagai belahan dunia. Colobacentrotus atratus memiliki dua fase dalam hidupnya yaitu fase larva (berbentuk simetri bilateral) disebut dengan
fluteus dan fase dewasa (simetri meruji) karena tubuhnya dipenuhi duri. Larva Colobacentrotus atratus bersifat planktonik. Larva akan berenang mengikuti massa air sehingga daerah persebarannya menjadi sangat luas. Colobacentrotus atratus sebagaimana hewan avertebrata lainnya, tidak begitu populer di kalangan masyarakat umum di Indonesia, meskipun selama ini sudah banyak hasil penelitian dari mancanegara maupun domestik yang mempelajari jenis-jenis dan perilakunya (Umagap, 2013).
Untuk mengetahui karakter morfologi berbagai spesies kelas Mollusca dan Echinodermata  maka kami melakukan pengamatan untuk mengidentifikasi spesies yang dapat kita temukan di lingkungan kita dan diambil dari spesimen dari Pantai Tanjung Papuma.

METODE PENELITIAN
Praktikum yang kami lakukan tentang “Identifikasi Karakter Morfologi Berbagai Spesies Mollusca dan Echinodermata” dilaksanakan di laboratorium terpadu IAIN Jember pada hari Senin tanggal 16 April 2018 untuk pengambilan sampling yang bertempat di daerah pekarangan rumah, pantai tanjung papuma dan di pasar balung.
Alat-alat yang kami gunakan pada saat praktikum antara lain: alat seksi, papan seksi, kaca pembesar (loup), buku identifikasi, lembar pengamatan dan alat tulis. Sedangkan bahan-bahan yang kami gunakan berupa spesies bekicot, cumi-cumi, kerang kijing, bintang ular, bulu babi dan Colobacentrotus atratus.
Prosedur kerja pada saat pengamatan terdiri dari bebrapa tahap yaitu, tahap pertama, menyiapkan alat dan bahan, kedua, meletakkan spesies di atas papan seksi. ketiga, mengamati bagain-bagian spesies dengan mata telanjang dan menggunakan kaca pembesar (loup). Setelah semua teramati, kemudian  mencatat karakter morfologi dari setiap spesies.
Menggambar secara skematis setiap spesies yang diamati beserta keterangannya. Lalu menulis klasifikasinya serta menganalisis hasil pengamatan.


HASIL
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan tentang “Identifikasi Karakter Morfologi Berbagai Spesies Mollusca dan Echinodermata” diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 1. Pengamatan morfologi Mollusca
Archatina fulica
Lokasi: halaman rumah riska
Gambar
Keterangan

       


 


Klasifikasi:
Kingdom: Animalia
Filum: Molluska
Kelas: Gastropoda
Ordo: Pulmonata
Famili: Achanidae
Genus: Archatina
Spesies: Archatina fulica

Bagian-bagian tubuh:
  1. Apex
  2. Whorl
  3. Suture
  4. Garis Pertumbuhan
  5. Caudal Mukus Gland
  6. Selaput Kaki
  7. Tubercles
  8. Tentakel
  9. Mata (stigma)
  10. Mantel

Lokasi : pantai tanjung papuma jember






Klasifikasi:
Kingdom: Animalia
Filum: Molluska
Kelas: Bivalvia
Ordo: Unionida
Famili: Unionidae
Genus: Anodonta
Spesies: Anodonta anatina

Bagian-bagian tubuh:
1.       Cangkang Dalam
2.       Mulut
3.       Mantel
4.       Insang
5.       Garis Pertumbuhan
6.       Umbo
7.       Ligamen
8.       Sentral
Cumi-cumi
Lokasi : pasar balung

5

2
 
3
 
4
 
8
 
1
Klasifikasi:
Kingdom: Animalia
Filum: Molluska
Kelas: Chepalopoda
Ordo: Teuthoidea
Famili: Loligonidea
Genus: Loligo
Spesies: Loligo sp

Bagian-bagian tubuh:
1.       Lengan
2.       Siphon
3.       Tentakel
4.       Mata
5.       Mantel
6.       Fin


Tabel 2. Pengamatan Spesies Echinodermata
Lokasi: pantai tanjung papuma jember
Echinoidea
Colobacentrotus atratus
Gambar
Keterangan






Klasifikasi:
Kingdom: Animalia
Filum: Echinodermata
Kelas: Echinodea
Ordo: Echinoida
Famili: Echinometridae
Genus: Colobacentrotus
Spesies : Colobacentrotus atratus

Bagian-bagian tubuh
1.       Aboral
2.       Duri
3.       Peristoma jml 5
4.       Mulut
5.       Lentera Aristoteles
Bulu babi
Lokasi : pantai tanjung papuma jember
1
 




Klasifikasi:
Kingdom: Animalia
Filum: Echinodermata
Kelas: Echinodea
Ordo: Deadematoidea
Famili: Deadematoida
Genus: Deadema
Spesies : Deadema setosum

Bagian-bagian tubuh
  1. Anus
  2. Spine
  3. Pedicellaria
  4. Lentera Aristoteles
  5. Mulut

Bintang Ular
Lokasi : pantai tanjung papuma


Klasifikasi:
Kingdom: Animalia
Filum: Echinodermata
Kelas: Ophiurordea
Ordo: Ophiacanthida
Famili: Ophiocomidae
Genus: Ophiocoma
Spesies : Ophiocoma sp

Bagian-bagian tubuh
  1. Spine
  2. Tube Feet
  3. Bursal
  4. Madrepori
  5. Mulut


Tabel 3. Ciri-ciri morfologi
Ciri-ciri Morfologi
Mollusca
Archatina fulica
Anodonta anatina
Apex : ke samping
Whorl : searah jarum jam
Terdapat aperture dan umbilcus
Bentuk tubuh : bercangkang terpilin spiral
Warna tubuh : coklat dengan garis-garis gelap
Simetri tubuh : billateral
Ukuran cangkang : P, 6,7 cm dan L, 4 cm
Tekstur cangkang keras dan tubuh lunak berlendir

Cangkang sebelah kiri lebih pipih dari cankang sebelah kanan
Bentuk tubuh : oval
Warna tubuh : hijau kecoklatan
Simetri tubuh : billateral
Ukuran tubuh : P, 8 cm dan L, 6 cm

Lolligo sp
Tekstur tubuh : licin dengan dua mata
Warna tubuh : ungu keputihan dengan bintik hitam di seluruh tubuhnya
Simetri tubuh : billateral
Ukuran tubuh : P, 22 cm dan L, 4 cm
Echinodermata
Colobacentrotus atratus
Deadema setosum
Tekstur tubuh : keras
Warna tubuh : ungu tua
Simetri tubuh : radial
Mulut dikelilingi oleh 5 buah gigi yang berkumpul di dalam bibir
Bentuk tubuh : globular
Warna tubuh : coklat kehitaman dengan duri di seluruh tubuhnya
Simetri tubuh : radial
Ukuran tubuh : 5,7 cm
Mulut dikelilingi oleh 5 buah gigi yang berkumpul di dalam bibir
Bagian oral terdapat anus dan aboral terdapat mulut
Ophiocoma sp
Bentuk tubuh : lengan panjang meruncing dan padat duri
Warna tubuh : hitam
Simetri tubuh : radial
Bagian oral terdapat mulut



Tabel 2. Dendogram 








PEMBAHASAN


Dari pengamatan yang diperoleh dilihat pada gambar dan tabel, dapat dibedekan antara spesies Mollusca dan Echinodermata yaitu pada simetri dan alat gerak. bekicot termasuk kelas Gastropoda. Gastro berarti perut sedangkan poda berarti kaki, dengan demikian bekicot disebut binatang berkaki perut. Bekicot adalah hewan malam karena semua kegiatannya dilakukan pada malam hari, kecuali bila mereka berada pada tempat gelap dan teduh. Biasanya pada siang hari bekicot selalu menyembunyikan dirinya di dalam cangkangnya untuk istirahat atau tidur. ciri-ciri umum bekicot (Achatina fulica) adalah mempunyai cangkang yang tidak begitu mencolok dan bentuk cangkang cenderung meruncing, dengan cangkang 6,7 cm dan lebar cangkang 4 cm.bentuk whorl searah dengan jarum jam dan bentuk apex kesamping. Tekstur cangkang bekicot keras dengan tubuh lunak berlendir dengan 2 pasang mata dan tentakel.
Bivalva merupakan salah satu kelas dari filum Moluska. Kelas ini termasuk kerang yang berbentuk simetris bilateral, mempunyai cangkang setangkup dan sebuah mantel yang berupa dua daun telinga atau cuping. Kerang  dan sebangsanya mempunyai dua cangkang di kedua sisi tubuh. Kerang yang kita temukan termasuk dalam spesies Anodonta anatina dengan warna tubuh hitam dengan garis dominan hija. Sama seperti Archatina fulica yang memiliki growth line pada cangkangnya, terdapat insang dan mantel pada tubuhnya. gastropoda mempunyai kemampuan adaptasi yang lebih tinggi dibanding hewan benthos lainnya, hal ini didukung oleh struktur tubuh yang bercangkang yang dapat memperkecil pengaruh hempasan ombak dan sifat hidupnya yang menempel dan dapat menggali lubang pada substrat dimana mereka hidup (Febriyanti,2010).
 Loligo  sp merupakan hewan invertebrata yang hidup diperairan (akuatik", cumi-cumi dikelompokkan ke dalam Molusca dikarenakan adanya cartilage like pen yang berada di dalam mantel, tubuh cumi-cumi dibedakan atas kepala, leher dan badan. Kepala terletak di bagaian ventral serta memiliki dua mata yang besar dan tidak berkelopak, berfungsi sebagai alat untuk melihat. Leher pendek dan badan berbentuk tabung dengan sirip lateral berbentuk segitiga di setiap sisinya. Ada kepala terdapat mulut yang dikelilingi oleh empat pasang tangan dan sepasang tentakel dan tangan dan tentakel panjang). Permukaan dalam tangan dan tentakel cumi-cumi terdapat batil isap yang berbentuk mangkok terletak pada ujung tentakel. Gigi khitin atau kait terletak pada tepi batil isap untuk memperkuat melekatnya mangsa yang diperolehnya. Posterior kepala cumi-cumi terdapat siphon atau corong  berotot yang berfungsi sebagai kemudi arah pergerakan cumi-cumi di air. Panjang tubuh Loligo  sp 22 cm dan lebar 4 cm dengan simetri billatera. Warna tubuhnya ungu keputihan dengan bintik hitam di seluruh tubuhnya.
Colobacentrotus atratus memiliki duri, merupakan ossicle yang terspesialisasi. Penyusun utama duri Colobacentrotus atratus adalah magnesium dan kalsium karbona.  Duri Colobacentrotus atratus mengandung 2-25 mol persen ion magnesium dan 75-98 mol persen ion kalsium. Kandungan magnesium tersebut lebih tinggi dari kandungan magnesium yang menyusun kerangka dari koral, namun demikian kandungan magnesium pada pembentukan duri Colobacentrotus atratus juga dipengaruhi oleh suhu air yang ada di sekitarnya. Unsurunsur penyusun duri Colobacentrotus atratus, terutama kalsium, diserap langsung dari perairan di sekitarnya (Vimono, 2007). Duri-duri Colobacentrotus atratus memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi, tergantung jenisnya. Duri Colobacentrotus atratus (dewasa) ada yang berbentuk jarum dengan diameter kurang dari 1 milimeter hingga berbentuk pensil dengan tebal hampir 1 cm. Duri Colobacentrotus atratus memiliki bentuk membulat pada bagian dasarya dan bagian tersebut melekat pada tubercle sebagai landasan. Di antara sambungan duri dengan tubercle terdapat jaringan epitel dan jaringan otot yang menjadikan duri Colobacentrotus atratus dapat melakukan pergerakan walaupun terbatas. Pergerakan duri tersebut bermanfaat pula bagi mobilitas dan pertahanan Colobacentrotus atratus itu sendiri. Sering dijumpai bahwa dalam satu individu memiliki duri dengan bentuk yang berlainan. Diadema setosum memiliki duri yang tajam dan panjang, namun pada bagian oral terdapat duri yang pendek dan tumpul yang berfungsi untuk pergerakan (Vimono, 2007). Pada bagian mulut terdapat membran peristome yang di dalamnya terdapat organ yang disebut Aristotles lantern untuk mengambil dan "mengunyah" makanan dari substrat. Organ tersebut terhubung dengan seluran pencernaan seperti faring, lambung, usus, hingga ke anus. Aristotles lantern merupakan suatu organ yang terdiri atas gigi/ rahang, tulang serta otot. bahwa Aristotles lantern memiliki lima rahang/ gigi yang dapat menjulur keluarm organ ini berfungsi sebagai "rahang dan gigi" yang dapat melumatkan berbagai jenis alga dan lamun. Warna Colobacentrotus atratus yang kita temui berwarn ungu tua dan pada bagian aboral berteksture keras dan tak berduri.
Keberadaan bulu babi pada ekosistem terumbu karang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keseimbangan ekologi. Suryanti dan Ruswahyun (2014)  menyatakan bahwa bulu babi banyak ditemukan pada ekosistem terumbu karang, karena kelimpahan dari popolasi spesies tersebut penting bagi terumbu karang sebagai penyeimbang. Bulu babi yang ditemukan termasuk dalam spesies Deadema setosum dengan bentuk tubuh globularm mempunyai pedicellaria dan lentera aristoteles.
Ophiocoma sp  merupakan hewan avertebrata yang tubuhnya memiliki / lengan atau lebih yang panjang-panjang dan yang membedakan bintang ular dengan bintang laut adalah lengannya yang bisa digerak-gerakkan sehingga menyerupai ular. oleh karena itu hewan jenis ini sering disebut bintang ular . Mulut dan madreporit bintang ular terdapat di permukaan oral. Hewan ini tidak mempunyai anus, sehingga sisa makanan atau kotorannya dikeluarkan dengan cara dimuntahkan melalui mulutnya. Hewan ini hidup di laut yang dangkal atau dalam. Biasanya  bersembunyi di sekitar batu karang, rumput laut, atau mengubur diri di lumpur dan pasir.  Bintang ular aktif di malam hari. Makanannya adalah udang, kerang atau serpihan organisme lain. Dengan warna tubuh hitam berduri.



SIMPULAN
Berdasarkan pengamatan beberapa sepesies Mollusca dan Echinodermatadi temukan enam spesies, yaitu Archatina fulica, Anodonta anatina, Lolligo sp untuk kelas Mollusca dan Colobacentrotus atratus, Deadema setosum, Ophiocoma sp untuk echinodermata. Setiap spesies memiliki karakter morfologi yang berbeda sesuai dengan filumnya, dan menjadi pembeda.

DAFTAR PUSTAKA

Campbel, 2008. Biology Edisi 8  Jilid 2. Jakarta:Erlangga
    
Kastawi,Yusuf. 2001. Zoologi Invertebrata. Malang: Universitas Negeri Malang

Indra Bayu Vimono. Sekilas Mengenai Landak Laut. Oseana, Volume Xxxii, Nomor 3, Tahun 2007: 37-46 Issn 0216-1877

Rumbiak Et All. Karakteristik Morfometrik Dan Faktor Kondisi Kerang Totok (Polymesoda Erosa) Di Hutan Mangrove Desa Nusajaya Kecamatan Waslei Selatan Kabupaten Halmahera Timur Maluku Utara Jurnal Ilmiah Platax Vol. 2:(3), September 2014 Issn: 2302-3589 110

Febriyanti Dkk. 2010. Keanekaragaman Bivalva Dan Gastropoda Di Perairan Pantai Pulau Kundur Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau.Jom.Vol 3.

Suryanti  Dan Ruswahyuni. Perbedaan Kelimpahan Bulu Babi (Echinoidea) Pada Ekosistem Karang Dan Lamun Di Pancuran Belakang, Karimunjawa Jepara. Jurnal Saintek Perikanan Vol. 10 No.1 : 62-67, Agustus 2014. Copyright By Saintek Perikanan (Indonesian Journal Of Fisheries Science And Technology), Issn : 1858-474











Laporan Praktikum Taksonomi Hewan Karakteristik Aves

Identifikasi Karakter Morfologi Lonchura punctulata (Bondol Peking) dan Bulu Unggas Kiki Rofiqoh Tadris Biologi, FTIK, IAIN J...