Identifikasi
Karakter Morfologi Lonchura punctulata (Bondol Peking)
dan
Bulu Unggas
Kiki Rofiqoh
Tadris Biologi, FTIK, IAIN Jember
NIM:
T20158038
ABSTRAK
Aves
merupakan satu-satunya kelas dalam kelompok chordata yang cukup unik dengan
memiliki bulu dan berbagai macam tipe kaki. Bulu adalah modifikasi dari sisik
yang berkembang secara evolusioner dari reptilia. Semua burung menggunakan
paruh dan tidak memiliki gigi. Struktur modifikasi untuk terbang meliputi
tulang lengkung, rangka apendikular depan berubah menjadi sayap, kantung udara,
mata yang lebar, dan cerebellum yang berkembang dengan sangat baik. Praktikum dilakukan
di dilaksanakan di laboratorium terpadu IAIN Jember pada
hari Kamis tanggal 24 Mei 2018 untuk pengambilan sampling bulu ayam bertempat kosan
Hafidz di ajung, sedangkan spesies Lonchura punctulata beli di depan TK ABA Mangli Jember. Hasil
identifikasi menunjukkan Lonchura
punctulata termasuk ke dalam
ordo Passeriformes yang mempunyai
ciri-ciri burung berukuran kecil sampai sedang, memiliki kaki yang khas berukuran
sedang bertipe anisodactyl yang digunakan untuk bertengger, tipe paruh pendek
dan seed crakcer yang berfungsi untuk memakan bji-bijian berupa padi atau yang
lainnya, kepala L. punctulata berukuran kecil dengan leher pandek, sayap
bulat memanjang, ekor panjang. Sedangkan pada bulu burung yang diamati
berwarna warna hitam dengan tipe bulu plumae, dengan
letak bulu remiges yaitu bulu yang tumbuh pada sayap yang berfungsi untuk
terbang dalam jarak dekat seperti ayam.
Kata kunci: Lonchura punctulata/Passeriformes/anisodactyl/seed crakcer/plumae
.
PENDAHULUAN
Allah
telah menciptakan sesuatu dengan sempurna seperti halnya berbagai macam hewan
dan tumbuhan yang ada di darat maupun di laut. Hewan dapat bertahan hidup
dengan segala anugerah dan karakteristik
tersendiri yang diberikan oleh Allah. Seperti burung yang dapat terbang bebas
di angkasa yang kemudian dapat menginspirasi ilmuan untuk menciptakan alat
transportasi yang serupa, seperti yang teah dijelaskan dalam Al Quran surat An-Nahl
ayat 79 :
Artinya: “Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung
yang dapat terbang di angkasa dengan mudah. Tidak ada yang menahannya selain
Allah. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(Kebesaran Allah) bagi orang-orang yang beriman.”
Ayat di
atas menegaskan bahwa Allah menciptakan semua jenis mahluk hidup yang sesuai dengan cara hidupnya. Dengan fungsi sayap burung yang luar biasa dapat terbang di langit dengan
bebas dalam penyebarannya mampu memperbanyak habiatat di permukaan bumi ini.
Setiap mahluk hidup diciptakan dengan membawa karakteristik yang berbeda-beda
dengan setiap fungsi yang sesuai. Sesungguhnya penciptaan binatang menunjukkan
kekuasaan Allah, sekaligus merupakan kehendak-Nya yang mutlak yang tiada
satupun mampu berbuat demikian.
Alam semesta merupakan realitas yang dihadapi manusia
dan sampai kini baru sebagian kecil dapat diketahui atau diungkap oleh manusia.
Semakin giat manusia meneliti alam semesta, semakin banyak pula rahasia
kebesaran dan kekuasaan Allah SWT yang dapat dijadikan pelajaran agar manusia
senantiasa berada di jalan takwa.
Burung merupakan salah satu kelas hewan
vertebrata yang memiliki bentuk tubuh yang khas sehingga dengan bentuk tubuh
tersebut kelompok hewan ini terbukti sangat berhasil dalam penyebarannya
memperbanyak habitat di permukaan bumi.
Kata Aves berasal dari kata Latin yang dipakai sebagai nama
kelas, sedang Ornis dari bahasa Yunani, dipakai dalam “Ornithology” berarti
ilmu yang mempelajari burung-burung. Aves adalah hewan yang paling banyak
dikenal orang karena dapat dilihat dimana-mana, aktif pada siang hari dan unik
dalam memiliki bulu sebagai penutup tubuh. Aves juga mampu diternakkan sehingga
dapat meningkatkan peluang usaha bagi masyarakat.
Aves merupakan satu-satunya kelas dalam
kelompok chordata yang cukup unik dengan memiliki bulu dan berbagai macam tipe
kaki. Bulu adalah modifikasi dari sisik yang berkembang secara evolusioner dari
reptilia. Jantung burung terdiri dari empat ruang dan tergolong hewan berdarah
panas. Semua burung menggunakan paruh dan tidak memiliki gigi. Struktur
modifikasi untuk terbang meliputi tulang lengkung, rangka apendikular depan
berubah menjadi sayap, kantung udara, mata yang lebar, dan cerebellum yang
berkembang dengan sangat baik. Fungsi utama burung
disuatu lingkungan adalah pengontrol serangga sebagai hama (Jurati dkk, 2015 ).
Burung masa kini telah berkembang
sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan
perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Menurut Campbell, (2008)
adaptasi burung yang paling jelas untuk terbang adalah sayap dan bulunya.
Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan
bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu
menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin.
Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di
dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan
memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya
menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk. Kesemuanya itu
menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu
mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat
ditemukan di hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi
pantai hingga ke puncak-puncak pegunungan. Burung juga ditemukan di rawa-rawa,
padang rumput, pesisir pantai, tengah lautan, gua-gua batu, perkotaan, dan
wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi dengan lingkungan hidup dan
makanan utamanya.
Burung memiliki distribusi yang
sangat luas karena memiliki kemampuan menempati berbagai tipe habitat yang didukung oleh kemampuan terbangnya. Burung mampu
menempati berbagai tipe habitat mulai dari daerah khatulistiwa sampai daerah
kutub. Habitat yang baik bagi jenis burung merupakan hasil pemilihan terhadap
kondisi lokasi yang cocok untuk melakukan aktivitas hidup. Hubungan burung
dengan habitatnya terutama terhadap vegetasi tumbuhan merupakan suatu faktor
ekologi yang sangat penting (Fitri dkk, 2014) Salah satu organ yang khas dari
aves adalah bulu. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara
filogenetik berasal dari epidermal tubuh. Secara embriologis bulu Aves bermula
dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis sehingga
terbentuklah bulu penutup tubuh (plumae) (Widya sari, 2013).
Diantara berbagai struktur
integument vertebrata, bulu memiliki struktur yang paling kompleks. Bulu
memiliki keunikan pada percabangannya yang kompleks dan variasi pada ukuran,
bentuk, warna dan teksturnya yang mengesankan. Bulu menjadi penciri anatomi
burung. Bobot bulu dapat mencapai 4,9% dari total bobot tubuh. Berbagai variasi
pada bulu tergantung umur, species, dan jenis kelamin Aves. Pada kebanyakan
species aves, bulu tidak tumbuh di semua permukaan kulit. Bulu tumbuh secara
teratur di daerah tertentu yang disebut feather tract atau pterylae. Terdapat
10 pterylae, yaitu pada kepala, sayap, leher, perut, bahu, paha, dada,
kaki, punggung dan ekor (Widya sari, 2013). Sempurnanya bulu setiap spesies
aves sejak menetas sampai dewasa berbeda-beda. Ada beberapa spesies aves yang
pada saat menetas tidak memiliki bulu. Bulu yang terdapat pada aves yang baru
menetas disebut dengan natal plumage. Sebagian besar spesies aves
memiliki jumlah bulu yang bervariasi pada saat menetas, seperti burung merpati
yang memiliki beberapa deret bulu ketika menetas atau ayam yang seluruh
tubuhnya tertutup oleh bulu ketika menetas. Bulu saat menetas akan rontok dan
diganti bulu yang baru (Widya sari, 2013).
Bondol peking (Lonchura punctulata) merupakan
spesies burung berbadan kecil (10-12 cm) memiliki bentuk paruh terspesialisasi
untuk memecah biji, bulu berwarna cokelat yang hampir menutupi seluruh bagian
dada. Nama punctulata pada spesies ini menandakan adanya anggota tubuh
yang berbintik-bintik. Ciri khas ini terlihat pada warna bulu yang ada di
bagian dada. Sisi bawah tubuh bondol peking sampai bagian tunggir berwana
putih. Bondol peking jantan memiliki kepala yang sedikit lebih lebar dibanding
bondol peking betina (Fitri dkk, 2014). Bondol peking berkembang biak sepanjang
tahun.
Untuk mengetahui karakter morfologi aves spesies Lonchura
punctulata mulai dari ciri dan jenis paruh, jenis sayap, jenis kaki dan
jenis bulunya maka kita melakukan penelitian tentang Identifikasi Karakter
Morfologi Lonchura punctulata (Bondol Peking) dan Bulu Unggas.
METODE
PENELITIAN
Praktikum yang kami lakukan tentang “Identifikasi
Karakter Morfologi Lonchura punctulata (Bondol Peking) dan Bulu Unggas” dilaksanakan di laboratorium terpadu IAIN Jember pada hari Kamis tanggal 24
Mei 2018 untuk pengambilan sampling bulu ayam bertempat kosan Hafidz di ajung, sedangkan spesies Lonchura punctulata beli di depan TK ABA Mangli
Jember.
Alat-alat yang kami
gunakan pada saat praktikum antara lain: buku panduan, kaca pembesar (loup),
lembar pengamatan dan alat tulis. Sedangkan bahan-bahan yang kami gunakan berupa
spesies burung Lonchura punctulata dan bulu ayam.
Prosedur kerja pada saat pengamatan terdiri
dari bebrapa tahap yaitu, tahap pertama, menyiapkan alat dan bahan, kedua,
mengamati bagain-bagian spesies dengan mata telanjang dan menggunakan kaca
pembesar (loup). Setelah semua teramati, kemudian mencatat karakter morfologi dari setiap
spesies dan menggambar spesies yang diamati beserta keterangannya. Lalu menulis
klasifikasi dan menganalisis hasil pengamatan.
HASIL
Berdasarkan
pengamatan yang kami lakukan tentang “Identifikasi Karakter Morfologi
Lonchura punctulata (Bondol Peking) dan Bulu Unggas” diperoleh data sebagai
berikut:
Tabel 1. Pengamatan morfologi
Burung Bondol Peking (Lonchura punctulata)
Lokasi:
Beli di depan TK ABA Mangli Jember
|
|
Gambar
|
Keterangan
|
Klasifikasi:
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Passeriformes
Famili: Estrildidae
Genus: Lonchura
Spesies: Lonchura
punctulta
Bagian-bagian
tubuh:
1.
Ekor
2.
Sayap sekunder
3.
Punggun
4.
Tengkuk
5.
Mata
6.
Paruh
7.
Dada
8.
Perut
9.
Sayap tersier
10. Kaki
11. Cakar
|
|
Bulu Ayam
|
|
Lokasi
: Halaman Kontrakan Hafidz di Ajung
|
|
Tabel 2. Tipe Modifikasi Tubuh
Tipe Paruh Seed Creacker
|
Tipe Sayap Bulat
Memanjang
|
Tipe Kaki Anisodactyl
|
Tipe Sisik Pada Kaki Reticullata
|
Tipe Ekor Panjang
|
Tipe Bulu Plumae
|
Tabel 3. Ciri-ciri morfologi
Ciri-ciri Morfologi
|
|
Lonchura
punctulata
|
Bulu
Ayam
|
Warna
tubuh : merah muda karena telah mengalami pengecatan.
Simetri
tubuh : billateral
Kepala,
P : 3 cm, L : 1 cm
Paruh, P : 2 cm, L : 0,5 cm
Sayap,
P : 9 cm, L : 4 cm
Ekor, P : 4
cm, L : 1 cm
Memiliki
sepasang mata
Tipe
paruh : pemakan biji-bijian (seed cracker)
Tipe
kaki : khusus untuk bertengger
Tipe sisik :
|
Warna
: Hitam
Tipe
bulu : plumae tersusun atas calamus (pendek), dan rachis.
|
PEMBAHASAN
Aves adalah hewan yang tubuhnya
tertutup bulu, tidak memiliki gigi, berjalan dengan dua kaki, dan memiliki
struktur tulang yang termodifikasi untuk terbang. Aves memiliki tungkai atau lengan
depan termodifikasi untuk terbang, tungkai belakang teradaptasi untuk berjalan,
berenang dan hinggap, jantung memiliki empat ruang, rangka ringan, memiliki
kantong udara, berdarah panas, tidak memiliki kandung kemih dan bertelur.
Ordo Passeriformes terdiri dari 5 famili, 6 genus, dan 9 spesies.
Famili Cisticolidae terdiri dari genus Prinia dengan spesies Prinia familiaris (Perenjak Jawa). Famili
Estrildidae terdiri dari 2 genus yaitu Padda, Lonchura, Spesies dari genus Padda yaiu Padda
oryzivora (Gelatik Jawa), sedangkan genus Lonchura terdiri dari 4 spesies yaitu Lonchura maja (Bondol Haji), L. punctulata (Bondol Peking), L.
leucogastroides (Bondol Tunggir Putih), dan L. striata (Bondol Jawa). Famili Hurundodidae
terdiri dari genus Hirundo dengan spesies Hirundo rustica (Layang-layang Asia). Famili Passeridae terdiri dari
genus Passer dengan spesies Passer
montanus (Gereja Erasia). Pycnonotidae tediri dari genus Pycnonotus dengan spesies Pycnonotus
goiavier (Merbah Cerukcuk) (Jurati dkk, 2015).Dari pengamatan yang diperoleh dilihat pada gambar dan tabel, dapat terlihat morfologi dari setiap spesies yang
diamati. Pada kupu-kupu yang merupakan spesies dari Junonia iphita merupakan
beberapa jenis kupu-kupu yang lebih
aktif di siang / sore hari (Rhopalocera). Merupakan spesies ber simetri
billateral. Kepala Junonia mempunyai sepasang antena yang berfungsi
sebagai peraba dan perasa. Probosis terletak pada
mandibula (rahang bawah), apabila tidak sedang digunakan proboscis ini
digulung, dan dapat dijulurkan kembali untuk menghisap nectar bunga.
Menurut Riyadi 2011, burung bondol peking (L.
punctulata) adalah burung pemakan padi dimana daerah pilihannya untuk
mencari makan adalah persawahan yang biasanya jauh dari perkotaan. Menurutnya,
satu ekor burung bondol peking memakan padi rata-rata sebanyak lima gram
sehari. L. punctulata mempunyai kebiasaan hidup berkelompok, mencari
makan dan mengunjungi lahan pertanian terutama menyerbu sawah pada musim panen
padi.
Lonchura punctulata termasuk ke dalam ordo Passeriformes yang mempunyai ciri-ciri burung
berukuran kecil sampai sedang, memiliki kaki yang khas berukuran sedang bertipe
anisodactyl yang digunakan untuk bertengger, tipe paruh pendek dan seed
crakcer yang berfungsi untuk memakan bji-bijian berupa padi atau yang lainnya,
seperti yang dijelaskan oleh Jurati dkk (2015) Burung
akan mencari makan pada suatuhabitat yang menyediakan sumber pakan untuk kelangsungan hidupnya.
Seperti bondol peking yang teramati menggunakan
teropong, jenis ini merupakan salah satu musuh bagi petani dan biasanya burung ini hidup secara berkelompok dan sering berada pada
daerah persawahan untuk memakan padi yang telah menguning. Kepala L. punctulata
berukuran kecil dengan leher
pandek, sayap bulat memanjang, ekor panjang, kelompok burung memiliki suara
yang sangat indah (Pranoto dkk 2015).
Sering ditemukan dimana-mana terutama dihutan baik hutan pesisir sampai hutan
ketinggian. Menurut Pranoto dkk (2015)
kelompok burung passerine atau petengger secara anatomi memiliki kaki yang
khusus untuk bertengger dan kotak suara yang terbentuk baik merupakan ciri khas
passerine. Di luar ciri itu, anggota kelompok ini sangat bervariasi. Di habitat aslinya L. punctulata memiliki warna coklat. Namun spesies
yang kita temui merupakan spesies yang telah diwarnai bulunya sebagai burung
hias, tak lagi hidup bebas di alam seperti habitat aslinya. Dibanding betina, jantan biasanya berwarna lebih cerah dan
berpola. Ukuran mereka bervariasi, tapi kebanyakan kecil, variasi ciri lainnya
adalah ukuran paruh, bisanya mengindikasi jenis makanan. Pada spesies
ini memiliki tipe sisik kaki Reticullata karena tipe
sisik yang tidak beraturan pada sepanjang kakinya.
Ayam tergolong ke dalam genus Gallus kelas
Aves. Aves atau burung memiliki ciri umum yaitu berbulu dan kebanyakan diantara
mereka bisa terbang. Kelas aves adalah satu-satunya kelompok hewan yang
memiliki bulu, (pada mamalia berambut, bukan berbulu). Hal ini merupakan
keunikan tersendiri dari kelas Aves. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh
bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada
reptileserupa dengan sisik. Adaptasi burung yang paling jelas untuk terbang
adalah sayap dan bulunya. Bulu terbuat drai protein β-keratin, yang juga
ditemukan pada sisik reptil-reptil lain. Bentuk dan susunan bulu membentuk
sayap menjadi airfoil – permukaan yang menghasilkan gaya angkat di
udara, dan mereka mengilustrasikan beberapa prinsip yang sama dengan aerodinamika
sayap pesawat terbang. Daya untuk mengepakkan satap berasal dari kontraksi
otot-otot pektoral (dada) yang besar dan terhambat pada sebuah taju sternum (tulang
ruas dada) (Campbell, 2008).
Pada bulu burung yang diamati merupakan
bulu ayam yang diambil di halaman kontrakan di ajung-jember. Warna bulu yang
ditemukan memiliki warna hitam dengan tipe bulu plumae. Terdapat variasi tipe bulu antar pterylae pada satu
individu ataupun antara unggas pada spesies yang berbeda. Terdapat tiga bentuk
bulu plumae pada unggas dewasa yaitu bulu contur, remiges dan tetrices. Bulu
contur adalah bulu yang berperan untuk menutupi permukaan tubuh unggas paling
luar. Bulu contur juga terdapat di sayap. Bulu remiges adalah bulu yang tumbuh
pada sayap, berbentuk asimetris dan berfungsi untuk terbang. Bulu retrices
adalah bulu yang tumbuh di ekor, bentuknya asimetris namun juga berfungsi untuk
terbang (Widya sari, 2013). Bulu yang diamati termasuk dalam letak bulu remiges,
yaitu bulu yang tumbuh pada sayap yang berfungsi untuk terbang dalam jarak
dekat seperti ayam. Plumae,
Bulu yang sempurna memiliki susunan yang terdiri dari, Shaft (tangkai), yaitu
poros utama bulu, Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu, Rachis, yaitu lanjutan
calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya dimana rachis
dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan dan Vexillum, yaitu bendera yang tersusun
atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis.
Variasi tipe-tipe bulu menyebabkan perbedaan fungsi dari tiap-tiap
tipe bulu. Perbedaan tipe bulu telah ditentukan selama tahap perkembangan bulu.
Folikel bulu berhubungan erat dengan serabut otot dan serabut saraf, sehingga
folikel bulu bisa berintegrasi kedalam bentuk dan fungsi dari organisme
seluruhnya. Selama perkembangan, letak epidermal dan lipatan bulu memproduksi
rigi barb yang menghasilkan struktur yang bercabangcabang dari bulu. Pola
pertumbuhan rigi barb dan bergabungnya barb ke dalam sebuah rachis memunculkan
variasi yang luas terhadap tipe bulu unggas (Widya sari, 2013).
Sedangkan pada
bulu burung yang diamati merupakan bulu ayam yang diambil di halaman kontrakan
di ajung-jember. Warna bulu yang ditemukan memiliki warna hitam dengan tipe
bulu plumae, dengan letak bulu remiges yaitu
bulu yang tumbuh pada sayap yang berfungsi untuk terbang dalam jarak dekat
seperti ayam. Plumae, Bulu
yang sempurna memiliki susunan yang terdiri dari, Shaft (tangkai), yaitu poros
utama bulu, Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu, Rachis, yaitu lanjutan calamus
yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya dimana rachis dipenuhi
sumsum dan memiliki jaringan dan Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas
barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis.
SIMPULAN
Berdasarkan pengamatan aves spesies Lonchura
punctulata termasuk ke dalam
ordo Passeriformes yang mempunyai
ciri-ciri burung berukuran kecil sampai sedang, memiliki kaki yang khas berukuran
sedang bertipe anisodactyl yang digunakan untuk bertengger, tipe paruh pendek
dan seed crakcer yang berfungsi untuk memakan bji-bijian berupa padi atau yang
lainnya. Kepala L. punctulata berukuran
kecil dengan leher pandek, sayap bulat memanjang, ekor panjang. Kelompok burung
passerine atau petengger secara anatomi memiliki kaki yang khusus untuk
bertengger dan kotak suara yang terbentuk baik merupakan ciri khas passerine.
Di luar ciri itu, anggota kelompok ini sangat bervariasi. Di habitat aslinya L.
punctulata memiliki warna coklat. Namun spesies yang kita temui merupakan
spesies yang telah diwarnai bulunya sebagai burung hias, tak lagi hidup bebas
di alam seperti habitat aslinya. Dibanding betina, jantan biasanya berwarna
lebih cerah dan berpola. Ukuran mereka bervariasi, tapi kebanyakan kecil,
variasi ciri lainnya adalah ukuran paruh, bisanya mengindikasi jenis makanan. Pada
spesies ini memiliki tipe sisik kaki Reticullata karena tipe sisik yang
tidak beraturan pada sepanjang kakinya.
Sedangkan pada
bulu burung yang diamati merupakan bulu ayam yang diambil di halaman kontrakan
di ajung-jember. Warna bulu yang ditemukan memiliki warna hitam dengan tipe
bulu plumae, dengan letak bulu remiges yaitu
bulu yang tumbuh pada sayap yang berfungsi untuk terbang dalam jarak dekat
seperti ayam. Plumae
merupakan Bulu yang sempurna memiliki susunan yang terdiri dari, Shaft
(tangkai), yaitu poros utama bulu, Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu, Rachis,
yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di
dalamnya dimana rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan dan Vexillum,
yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral
dari rachis.
DAFTAR PUSTAKA
Campbel, 2008. Biology Edisi 8
Jilid 2. Jakarta:Erlangga
Fitri, Dkk. 2014. Karakteristik Sarang Bondol Peking Lonchura
Punctulata (Linnaeus,1758)
Di Kawasan Kampus Universitas Andalas. Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. Ua.)
3(4) – Desember 2014 : 324-331 (Issn : 2303-2162).
Di Kawasan Kampus Universitas Andalas. Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. Ua.)
3(4) – Desember 2014 : 324-331 (Issn : 2303-2162).
Jurati
Dkk. 2015. Jenis-Jenis Burung (Aves) Di Persawahan Desa Pasir Baru
Kabupaten Rokan Hulu Riau. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fkip Prodi Biologi Vol. 1 (2015).
Kabupaten Rokan Hulu Riau. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fkip Prodi Biologi Vol. 1 (2015).
Pranoto Dkk. 2015. Identifikasi
Burung Di Kepulauan Kai Maluku Tenggara
Birds Identification In The Kai Islands Of Southeast Maluku. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi 2015, Yang Diselenggarakan Oleh Prodi Pendidikan Biologi Fkip Universitas Muhammadiyah Malang, Tema: “Peran Biologi Dan Pendidikan Biologi Dalam Menyiapkan Generasi Unggul Dan Berdaya Saing. Global”, Malang, 21 Maret 2015.
Birds Identification In The Kai Islands Of Southeast Maluku. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi 2015, Yang Diselenggarakan Oleh Prodi Pendidikan Biologi Fkip Universitas Muhammadiyah Malang, Tema: “Peran Biologi Dan Pendidikan Biologi Dalam Menyiapkan Generasi Unggul Dan Berdaya Saing. Global”, Malang, 21 Maret 2015.
Widya Sari Dkk. 2013. Perbandingan
Tipe Dan Perkembangan Bulu
Pada Tiga Jenis Aves. Prosiding Semirata Fmipa Universitas Lampung.
Pada Tiga Jenis Aves. Prosiding Semirata Fmipa Universitas Lampung.