Selasa, 05 Juni 2018

Laporan Praktikum Taksonomi Hewan Karakteristik Aves



Identifikasi Karakter Morfologi Lonchura punctulata (Bondol Peking)
dan Bulu Unggas

Kiki Rofiqoh
Tadris Biologi, FTIK, IAIN Jember
NIM: T20158038
ABSTRAK

Aves merupakan satu-satunya kelas dalam kelompok chordata yang cukup unik dengan memiliki bulu dan berbagai macam tipe kaki. Bulu adalah modifikasi dari sisik yang berkembang secara evolusioner dari reptilia. Semua burung menggunakan paruh dan tidak memiliki gigi. Struktur modifikasi untuk terbang meliputi tulang lengkung, rangka apendikular depan berubah menjadi sayap, kantung udara, mata yang lebar, dan cerebellum yang berkembang dengan sangat baik. Praktikum dilakukan di dilaksanakan di laboratorium terpadu IAIN Jember pada hari Kamis tanggal 24 Mei 2018 untuk pengambilan sampling bulu ayam bertempat kosan Hafidz di ajung,  sedangkan spesies Lonchura punctulata beli di depan TK ABA Mangli Jember. Hasil identifikasi menunjukkan Lonchura punctulata termasuk ke dalam ordo Passeriformes yang mempunyai ciri-ciri burung berukuran kecil sampai sedang, memiliki kaki yang khas berukuran sedang bertipe anisodactyl yang digunakan untuk bertengger, tipe paruh pendek dan seed crakcer yang berfungsi untuk memakan bji-bijian berupa padi atau yang lainnya, kepala L. punctulata berukuran kecil dengan leher pandek, sayap bulat memanjang, ekor panjang. Sedangkan pada bulu burung yang diamati berwarna warna hitam dengan tipe bulu plumae, dengan letak bulu remiges yaitu bulu yang tumbuh pada sayap yang berfungsi untuk terbang dalam jarak dekat seperti ayam.  
Kata kunci: Lonchura punctulata/Passeriformes/anisodactyl/seed crakcer/plumae
.



PENDAHULUAN

Allah telah menciptakan sesuatu dengan sempurna seperti halnya berbagai macam hewan dan tumbuhan yang ada di darat maupun di laut. Hewan dapat bertahan hidup dengan  segala anugerah dan karakteristik tersendiri yang diberikan oleh Allah. Seperti burung yang dapat terbang bebas di angkasa yang kemudian dapat menginspirasi ilmuan untuk menciptakan alat transportasi yang serupa, seperti yang teah dijelaskan dalam Al Quran surat An-Nahl ayat 79 :



Artinya: “Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dapat terbang di angkasa dengan mudah. Tidak ada yang menahannya selain Allah. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (Kebesaran Allah) bagi orang-orang yang beriman.

Ayat di atas menegaskan bahwa Allah menciptakan semua jenis mahluk hidup yang sesuai dengan cara hidupnya. Dengan fungsi sayap burung yang luar biasa dapat terbang di langit dengan bebas dalam penyebarannya mampu memperbanyak habiatat di permukaan bumi ini. Setiap mahluk hidup diciptakan dengan membawa karakteristik yang berbeda-beda dengan setiap fungsi yang sesuai. Sesungguhnya penciptaan binatang menunjukkan kekuasaan Allah, sekaligus merupakan kehendak-Nya yang mutlak yang tiada satupun mampu berbuat demikian.
Alam semesta merupakan realitas yang dihadapi manusia dan sampai kini baru sebagian kecil dapat diketahui atau diungkap oleh manusia. Semakin giat manusia meneliti alam semesta, semakin banyak pula rahasia kebesaran dan kekuasaan Allah SWT yang dapat dijadikan pelajaran agar manusia senantiasa berada di jalan takwa.
Burung merupakan salah satu kelas hewan vertebrata yang memiliki bentuk tubuh yang khas sehingga dengan bentuk tubuh tersebut kelompok hewan ini terbukti sangat berhasil dalam penyebarannya memperbanyak habitat di permukaan bumi.  Kata Aves berasal dari kata Latin yang dipakai sebagai nama kelas, sedang Ornis dari bahasa Yunani, dipakai dalam “Ornithology” berarti ilmu yang mempelajari burung-burung. Aves adalah hewan yang paling banyak dikenal orang karena dapat dilihat dimana-mana, aktif pada siang hari dan unik dalam memiliki bulu sebagai penutup tubuh. Aves juga mampu diternakkan sehingga dapat meningkatkan peluang usaha bagi masyarakat.
Aves merupakan satu-satunya kelas dalam kelompok chordata yang cukup unik dengan memiliki bulu dan berbagai macam tipe kaki. Bulu adalah modifikasi dari sisik yang berkembang secara evolusioner dari reptilia. Jantung burung terdiri dari empat ruang dan tergolong hewan berdarah panas. Semua burung menggunakan paruh dan tidak memiliki gigi. Struktur modifikasi untuk terbang meliputi tulang lengkung, rangka apendikular depan berubah menjadi sayap, kantung udara, mata yang lebar, dan cerebellum yang berkembang dengan sangat baik. Fungsi utama burung disuatu lingkungan adalah pengontrol serangga sebagai hama (Jurati dkk, 2015 ).
Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Menurut Campbell, (2008) adaptasi burung yang paling jelas untuk terbang adalah sayap dan bulunya. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk. Kesemuanya itu menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat ditemukan di hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke puncak-puncak pegunungan. Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisir pantai, tengah lautan, gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi dengan lingkungan hidup dan makanan utamanya.
Burung memiliki distribusi yang sangat luas karena memiliki kemampuan menempati berbagai tipe habitat yang didukung oleh kemampuan terbangnya. Burung mampu menempati berbagai tipe habitat mulai dari daerah khatulistiwa sampai daerah kutub. Habitat yang baik bagi jenis burung merupakan hasil pemilihan terhadap kondisi lokasi yang cocok untuk melakukan aktivitas hidup. Hubungan burung dengan habitatnya terutama terhadap vegetasi tumbuhan merupakan suatu faktor ekologi yang sangat penting (Fitri dkk, 2014) Salah satu organ yang khas dari aves adalah bulu. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh. Secara embriologis bulu Aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis sehingga terbentuklah bulu penutup tubuh (plumae) (Widya sari, 2013).
Diantara berbagai struktur integument vertebrata, bulu memiliki struktur yang paling kompleks. Bulu memiliki keunikan pada percabangannya yang kompleks dan variasi pada ukuran, bentuk, warna dan teksturnya yang mengesankan. Bulu menjadi penciri anatomi burung. Bobot bulu dapat mencapai 4,9% dari total bobot tubuh. Berbagai variasi pada bulu tergantung umur, species, dan jenis kelamin Aves. Pada kebanyakan species aves, bulu tidak tumbuh di semua permukaan kulit. Bulu tumbuh secara teratur di daerah tertentu yang disebut feather tract atau pterylae. Terdapat 10 pterylae, yaitu pada kepala, sayap, leher, perut, bahu, paha, dada, kaki, punggung dan ekor (Widya sari, 2013). Sempurnanya bulu setiap spesies aves sejak menetas sampai dewasa berbeda-beda. Ada beberapa spesies aves yang pada saat menetas tidak memiliki bulu. Bulu yang terdapat pada aves yang baru menetas disebut dengan natal plumage. Sebagian besar spesies aves memiliki jumlah bulu yang bervariasi pada saat menetas, seperti burung merpati yang memiliki beberapa deret bulu ketika menetas atau ayam yang seluruh tubuhnya tertutup oleh bulu ketika menetas. Bulu saat menetas akan rontok dan diganti bulu yang baru (Widya sari, 2013).
Bondol peking (Lonchura punctulata) merupakan spesies burung berbadan kecil (10-12 cm) memiliki bentuk paruh terspesialisasi untuk memecah biji, bulu berwarna cokelat yang hampir menutupi seluruh bagian dada. Nama punctulata pada spesies ini menandakan adanya anggota tubuh yang berbintik-bintik. Ciri khas ini terlihat pada warna bulu yang ada di bagian dada. Sisi bawah tubuh bondol peking sampai bagian tunggir berwana putih. Bondol peking jantan memiliki kepala yang sedikit lebih lebar dibanding bondol peking betina (Fitri dkk, 2014). Bondol peking berkembang biak sepanjang tahun.
Untuk mengetahui karakter morfologi aves spesies Lonchura punctulata mulai dari ciri dan jenis paruh, jenis sayap, jenis kaki dan jenis bulunya maka kita melakukan penelitian tentang Identifikasi Karakter Morfologi Lonchura punctulata (Bondol Peking) dan Bulu Unggas.

METODE PENELITIAN
Praktikum yang kami lakukan tentang “Identifikasi Karakter Morfologi Lonchura punctulata (Bondol Peking) dan Bulu Unggas” dilaksanakan di laboratorium terpadu IAIN Jember pada hari Kamis tanggal 24 Mei 2018 untuk pengambilan sampling bulu ayam bertempat kosan Hafidz di ajung,  sedangkan spesies Lonchura punctulata beli di depan TK ABA Mangli Jember.
Alat-alat yang kami gunakan pada saat praktikum antara lain: buku panduan, kaca pembesar (loup), lembar pengamatan dan alat tulis. Sedangkan bahan-bahan yang kami gunakan berupa spesies burung Lonchura punctulata dan bulu ayam.
Prosedur kerja pada saat pengamatan terdiri dari bebrapa tahap yaitu, tahap pertama, menyiapkan alat dan bahan, kedua, mengamati bagain-bagian spesies dengan mata telanjang dan menggunakan kaca pembesar (loup). Setelah semua teramati, kemudian  mencatat karakter morfologi dari setiap spesies dan menggambar spesies yang diamati beserta keterangannya. Lalu menulis klasifikasi dan menganalisis hasil pengamatan.

HASIL
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan tentang “Identifikasi Karakter Morfologi Lonchura punctulata (Bondol Peking) dan Bulu Unggas” diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 1. Pengamatan morfologi
 Burung Bondol Peking (Lonchura punctulata)
Lokasi: Beli di depan TK ABA Mangli Jember
Gambar
Keterangan








Klasifikasi:
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Passeriformes
Famili: Estrildidae
Genus: Lonchura
Spesies: Lonchura punctulta

Bagian-bagian tubuh:
1.       Ekor
2.       Sayap sekunder
3.       Punggun
4.       Tengkuk
5.       Mata
6.       Paruh
7.       Dada
8.       Perut
9.       Sayap tersier
10.   Kaki
11.   Cakar




Bulu Ayam
Lokasi : Halaman Kontrakan Hafidz di Ajung

 



Tabel 2. Tipe Modifikasi Tubuh
Tipe Paruh Seed Creacker
Tipe Sayap Bulat Memanjang





Tipe Kaki Anisodactyl
Tipe Sisik Pada Kaki Reticullata




Tipe Ekor Panjang
Tipe Bulu Plumae







Tabel 3. Ciri-ciri morfologi
Ciri-ciri Morfologi
Lonchura punctulata
Bulu Ayam
Warna tubuh : merah muda karena telah mengalami pengecatan.
Simetri tubuh : billateral
Kepala, P : 3 cm, L : 1 cm
Paruh,  P : 2 cm, L : 0,5 cm
Sayap,  P : 9 cm, L : 4 cm
Ekor,   P : 4 cm, L : 1 cm
Memiliki sepasang mata
Tipe paruh : pemakan biji-bijian (seed cracker)
Tipe kaki : khusus untuk bertengger
Tipe sisik :

Warna : Hitam
Tipe bulu : plumae tersusun atas calamus (pendek), dan rachis.





PEMBAHASAN


Aves adalah hewan yang tubuhnya tertutup bulu, tidak memiliki gigi, berjalan dengan dua kaki, dan memiliki struktur tulang yang termodifikasi untuk terbang. Aves memiliki tungkai atau lengan depan termodifikasi untuk terbang, tungkai belakang teradaptasi untuk berjalan, berenang dan hinggap, jantung memiliki empat ruang, rangka ringan, memiliki kantong udara, berdarah panas, tidak memiliki kandung kemih dan bertelur.
Ordo Passeriformes terdiri dari 5 famili, 6 genus, dan 9 spesies. Famili Cisticolidae terdiri dari genus Prinia dengan spesies Prinia familiaris (Perenjak Jawa). Famili Estrildidae terdiri dari 2 genus yaitu Padda, Lonchura, Spesies dari genus Padda yaiu Padda oryzivora (Gelatik Jawa), sedangkan genus Lonchura terdiri dari 4 spesies yaitu Lonchura maja (Bondol Haji), L. punctulata (Bondol Peking), L. leucogastroides (Bondol Tunggir Putih), dan L. striata (Bondol Jawa). Famili Hurundodidae terdiri dari genus Hirundo dengan spesies Hirundo rustica (Layang-layang Asia). Famili Passeridae terdiri dari genus Passer dengan spesies Passer montanus (Gereja Erasia). Pycnonotidae tediri dari genus Pycnonotus dengan spesies Pycnonotus goiavier (Merbah Cerukcuk) (Jurati dkk, 2015).Dari pengamatan yang diperoleh dilihat pada gambar dan tabel, dapat terlihat morfologi dari setiap spesies yang diamati. Pada kupu-kupu yang merupakan spesies dari Junonia iphita merupakan beberapa jenis kupu-kupu yang lebih aktif di siang / sore hari (Rhopalocera). Merupakan spesies ber simetri billateral. Kepala Junonia mempunyai sepasang antena yang berfungsi sebagai peraba dan perasa. Probosis terletak pada mandibula (rahang bawah), apabila tidak sedang digunakan proboscis ini digulung, dan dapat dijulurkan kembali untuk menghisap nectar bunga.
Menurut Riyadi 2011, burung bondol peking (L. punctulata) adalah burung pemakan padi dimana daerah pilihannya untuk mencari makan adalah persawahan yang biasanya jauh dari perkotaan. Menurutnya, satu ekor burung bondol peking memakan padi rata-rata sebanyak lima gram sehari. L. punctulata mempunyai kebiasaan hidup berkelompok, mencari makan dan mengunjungi lahan pertanian terutama menyerbu sawah pada musim panen padi.
Lonchura punctulata termasuk ke dalam ordo Passeriformes yang mempunyai ciri-ciri burung berukuran kecil sampai sedang, memiliki kaki yang khas berukuran sedang bertipe anisodactyl yang digunakan untuk bertengger, tipe paruh pendek dan seed crakcer yang berfungsi untuk memakan bji-bijian berupa padi atau yang lainnya, seperti yang dijelaskan oleh Jurati dkk (2015) Burung akan mencari makan pada suatuhabitat yang menyediakan sumber pakan untuk kelangsungan hidupnya. Seperti bondol peking  yang teramati menggunakan teropong, jenis ini merupakan salah satu musuh bagi petani dan biasanya burung ini hidup secara berkelompok dan sering berada pada daerah persawahan untuk memakan padi yang telah menguning. Kepala L. punctulata berukuran kecil dengan leher pandek, sayap bulat memanjang, ekor panjang, kelompok burung memiliki suara yang sangat indah (Pranoto dkk 2015). Sering ditemukan dimana-mana terutama dihutan baik hutan pesisir sampai hutan ketinggian. Menurut Pranoto dkk (2015) kelompok burung passerine atau petengger secara anatomi memiliki kaki yang khusus untuk bertengger dan kotak suara yang terbentuk baik merupakan ciri khas passerine. Di luar ciri itu, anggota kelompok ini sangat bervariasi. Di habitat aslinya L. punctulata memiliki warna coklat. Namun spesies yang kita temui merupakan spesies yang telah diwarnai bulunya sebagai burung hias, tak lagi hidup bebas di alam seperti habitat aslinya. Dibanding betina, jantan biasanya berwarna lebih cerah dan berpola. Ukuran mereka bervariasi, tapi kebanyakan kecil, variasi ciri lainnya adalah ukuran paruh, bisanya mengindikasi jenis makanan. Pada spesies ini memiliki tipe sisik kaki Reticullata karena tipe sisik yang tidak beraturan pada sepanjang kakinya.
Ayam tergolong ke dalam genus Gallus kelas Aves. Aves atau burung memiliki ciri umum yaitu berbulu dan kebanyakan diantara mereka bisa terbang. Kelas aves adalah satu-satunya kelompok hewan yang memiliki bulu, (pada mamalia berambut, bukan berbulu). Hal ini merupakan keunikan tersendiri dari kelas Aves. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptileserupa dengan sisik. Adaptasi burung yang paling jelas untuk terbang adalah sayap dan bulunya. Bulu terbuat drai protein β-keratin, yang juga ditemukan pada sisik reptil-reptil lain. Bentuk dan susunan bulu membentuk sayap menjadi airfoil – permukaan yang menghasilkan gaya angkat di udara, dan mereka mengilustrasikan beberapa prinsip yang sama dengan aerodinamika sayap pesawat terbang. Daya untuk mengepakkan satap berasal dari kontraksi otot-otot pektoral (dada) yang besar dan terhambat pada sebuah taju sternum (tulang ruas dada) (Campbell, 2008).
Pada bulu burung yang diamati merupakan bulu ayam yang diambil di halaman kontrakan di ajung-jember. Warna bulu yang ditemukan memiliki warna hitam dengan tipe bulu plumae. Terdapat variasi tipe bulu antar pterylae pada satu individu ataupun antara unggas pada spesies yang berbeda. Terdapat tiga bentuk bulu plumae pada unggas dewasa yaitu bulu contur, remiges dan tetrices. Bulu contur adalah bulu yang berperan untuk menutupi permukaan tubuh unggas paling luar. Bulu contur juga terdapat di sayap. Bulu remiges adalah bulu yang tumbuh pada sayap, berbentuk asimetris dan berfungsi untuk terbang. Bulu retrices adalah bulu yang tumbuh di ekor, bentuknya asimetris namun juga berfungsi untuk terbang (Widya sari, 2013). Bulu yang diamati termasuk dalam letak bulu remiges, yaitu bulu yang tumbuh pada sayap yang berfungsi untuk terbang dalam jarak dekat seperti ayam.  Plumae, Bulu yang sempurna memiliki susunan yang terdiri dari, Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu, Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu, Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya dimana rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan dan Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis.
Variasi tipe-tipe bulu menyebabkan perbedaan fungsi dari tiap-tiap tipe bulu. Perbedaan tipe bulu telah ditentukan selama tahap perkembangan bulu. Folikel bulu berhubungan erat dengan serabut otot dan serabut saraf, sehingga folikel bulu bisa berintegrasi kedalam bentuk dan fungsi dari organisme seluruhnya. Selama perkembangan, letak epidermal dan lipatan bulu memproduksi rigi barb yang menghasilkan struktur yang bercabangcabang dari bulu. Pola pertumbuhan rigi barb dan bergabungnya barb ke dalam sebuah rachis memunculkan variasi yang luas terhadap tipe bulu unggas (Widya sari, 2013).
Sedangkan pada bulu burung yang diamati merupakan bulu ayam yang diambil di halaman kontrakan di ajung-jember. Warna bulu yang ditemukan memiliki warna hitam dengan tipe bulu plumae, dengan letak bulu remiges yaitu bulu yang tumbuh pada sayap yang berfungsi untuk terbang dalam jarak dekat seperti ayam.  Plumae, Bulu yang sempurna memiliki susunan yang terdiri dari, Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu, Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu, Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya dimana rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan dan Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis.


SIMPULAN
Berdasarkan pengamatan aves spesies  Lonchura punctulata termasuk ke dalam ordo Passeriformes yang mempunyai ciri-ciri burung berukuran kecil sampai sedang, memiliki kaki yang khas berukuran sedang bertipe anisodactyl yang digunakan untuk bertengger, tipe paruh pendek dan seed crakcer yang berfungsi untuk memakan bji-bijian berupa padi atau yang lainnya. Kepala L. punctulata berukuran kecil dengan leher pandek, sayap bulat memanjang, ekor panjang. Kelompok burung passerine atau petengger secara anatomi memiliki kaki yang khusus untuk bertengger dan kotak suara yang terbentuk baik merupakan ciri khas passerine. Di luar ciri itu, anggota kelompok ini sangat bervariasi. Di habitat aslinya L. punctulata memiliki warna coklat. Namun spesies yang kita temui merupakan spesies yang telah diwarnai bulunya sebagai burung hias, tak lagi hidup bebas di alam seperti habitat aslinya. Dibanding betina, jantan biasanya berwarna lebih cerah dan berpola. Ukuran mereka bervariasi, tapi kebanyakan kecil, variasi ciri lainnya adalah ukuran paruh, bisanya mengindikasi jenis makanan. Pada spesies ini memiliki tipe sisik kaki Reticullata karena tipe sisik yang tidak beraturan pada sepanjang kakinya.
Sedangkan pada bulu burung yang diamati merupakan bulu ayam yang diambil di halaman kontrakan di ajung-jember. Warna bulu yang ditemukan memiliki warna hitam dengan tipe bulu plumae, dengan letak bulu remiges yaitu bulu yang tumbuh pada sayap yang berfungsi untuk terbang dalam jarak dekat seperti ayam.  Plumae merupakan Bulu yang sempurna memiliki susunan yang terdiri dari, Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu, Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu, Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya dimana rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan dan Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis.


DAFTAR PUSTAKA

Campbel, 2008. Biology Edisi 8  Jilid 2. Jakarta:Erlangga
           
Fitri, Dkk. 2014. Karakteristik Sarang Bondol Peking Lonchura Punctulata (Linnaeus,1758)
Di Kawasan Kampus Universitas Andalas. Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. Ua.)
3(4) – Desember 2014 : 324-331 (Issn : 2303-2162).

Jurati Dkk. 2015. Jenis-Jenis Burung (Aves) Di Persawahan Desa Pasir Baru
Kabupaten Rokan Hulu Riau. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fkip Prodi Biologi Vol. 1 (2015).

Pranoto Dkk. 2015. Identifikasi Burung Di Kepulauan Kai Maluku Tenggara
Birds Identification In The Kai Islands Of Southeast Maluku. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi 2015, Yang Diselenggarakan Oleh Prodi Pendidikan Biologi Fkip Universitas Muhammadiyah Malang, Tema: “Peran Biologi Dan Pendidikan Biologi Dalam Menyiapkan Generasi Unggul Dan Berdaya Saing. Global”, Malang, 21 Maret 2015.

Widya Sari Dkk. 2013. Perbandingan Tipe Dan Perkembangan Bulu
Pada Tiga Jenis Aves. Prosiding Semirata Fmipa Universitas Lampung.





Laporan Praktikum Taksonomi Hewan Karakteristik Aves

Identifikasi Karakter Morfologi Lonchura punctulata (Bondol Peking) dan Bulu Unggas Kiki Rofiqoh Tadris Biologi, FTIK, IAIN J...